Jumat, 20 Oktober 2017

KORO PEDANG; Alternatif Sumber Protein


Koro pedang (Canavalia ensiformis) merupakan jenis polong-polongan yang banyak tumbuh di Indonesia, tanaman ini memang telah lama dikenal di Indonesia akan tetapi persaingan antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam skala luas, bahkan secara tradisional koro pedang ini hanya digunakan unntuk pupuk hijau dan polong mudanya untuk sayur. Biji koro pedang memang tidak dapat dimakan secara langsung, hal ini dikarenakan adanya senyawa toksik yang apabila dikonsumsi mengakibatkan pusing, senyawa ini adalah glukosida sianogenik berperan sebagai prekursor sianida bebas pada koro pedang, sehingga bila glukosida terhidrolisis sempurna dapat menghasilkan sianida bebas yang dapat menimbulkan efek toksisitas yang berbahaya.  padahal koro pedang ini memiliki semua unsur gizi dengan nilai gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat 60,1%, protein 30,36%, dan serat 8,3% (Sudiyono, 2010). dengan kandungan gizi yang cukup menarik koro pedang memilliki potensi untuk menjadi berbagai macam produk olahan pangan sebagai perwujudan dari program diversifikasi pangan.
Karakter dari koro pedang hampir mirip dengan kedelai sehingga sangat berpotensi untuk menjadi bahan subtitusi kedelai dalam pembuatan produk-produk olahan kedelai seperti tahu, tempe kecap dan tauco, dimana kandungan protein pada biji koro pedang ini mencapai 30,36 yang tidak berbeda banyak dengan kadungan protein pada kedelai yaitu 35%(Balitkabi, 2016). Koro pedang dapat diolah menjadi tepung koro pedang dimana tepung koro pedang ini dapat menjadi subtitusi tepung terigu dalam pengolahan produk pangan seperti cake, cookies, krupuk, dan mie. Secara ekonomis, koro pedang ini cukup menguntungkan bila dijadikan sebagai bahan baku produk. Pembudidayaan koro pedang juga cukup mudah, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan ubi kayu, sengon, jagung dll, selain itu tanaman koro pedang juga cukup toleran terhadap kekeringan dan adaptif pada lahan kering masam. Tanaman ini juga dapat tumbuh pada semua jenis tanah termasuk tanah marjinal, sehingga sagat memungkinkan untuk menjadi bahan bakku produk dalam skala besar. Produktivitas rata-rata koro pedang sebanyak 7 ton/ha dengan potensi hasil mencapai 12 t/ha dan pupuk hijau yang dihasilkan sebanyak 40-50 ton/ha .
Melalui pendayagunaan koro pedang sebagai bahan komoditas alternatif pengganti kedelai maka ketergantungan dari impor kedelai dalam produksi poduk pangan diharapkan dapat dikurangi, serta potensi koro pedang sebagai tepung subtitusi terigu dapat terus dikembangkan dengan harapan impor terigu dapat ditekan dan memaksimalkan potensi lokal.
Ditulis Oleh :
Febbi Nurrahma, Mahasiswi THP Univet Bantara Sukoharjo Angkatan 2016
 
  
Sumber:
Balitkabi.2016.Prospek Aneka Kacang Potensial Koro Pedang Pengganti Kedelai.http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2174-prospek-aneka-kacang-potensial-koro-pedang-sebagai-pengganti-kedelai.html pada tanggal 28 Januari 2016
Wahjuningsih dan Wyati.2013.Pemanfaatan Koro Pedang Pada Aplikasi Produk Pangan Dan Analisis Ekonominya.Riptek Vol.7 No.2, 2013.Diambil dari: bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar