Koro
pedang (Canavalia ensiformis) merupakan jenis polong-polongan yang
banyak tumbuh di Indonesia, tanaman ini memang telah lama dikenal di Indonesia
akan tetapi persaingan antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan
jarang ditanam dalam skala luas, bahkan secara tradisional koro pedang ini
hanya digunakan unntuk pupuk hijau dan polong mudanya untuk sayur. Biji koro
pedang memang tidak dapat dimakan secara langsung, hal ini dikarenakan adanya
senyawa toksik yang apabila dikonsumsi mengakibatkan pusing, senyawa ini adalah
glukosida sianogenik berperan sebagai prekursor sianida bebas pada koro pedang,
sehingga bila glukosida terhidrolisis sempurna dapat menghasilkan sianida bebas
yang dapat menimbulkan efek toksisitas yang berbahaya. padahal koro pedang ini memiliki semua unsur
gizi dengan nilai gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat 60,1%, protein
30,36%, dan serat 8,3% (Sudiyono, 2010). dengan kandungan gizi yang cukup
menarik koro pedang memilliki potensi untuk menjadi berbagai macam produk
olahan pangan sebagai perwujudan dari program diversifikasi pangan.
Karakter
dari koro pedang hampir mirip dengan kedelai sehingga sangat berpotensi untuk
menjadi bahan subtitusi kedelai dalam pembuatan produk-produk olahan kedelai
seperti tahu, tempe kecap dan tauco, dimana kandungan protein pada biji koro
pedang ini mencapai 30,36 yang tidak berbeda banyak dengan kadungan protein
pada kedelai yaitu 35%(Balitkabi, 2016). Koro pedang dapat diolah menjadi
tepung koro pedang dimana tepung koro pedang ini dapat menjadi subtitusi tepung
terigu dalam pengolahan produk pangan seperti cake, cookies, krupuk,
dan mie. Secara ekonomis, koro pedang ini cukup menguntungkan bila dijadikan
sebagai bahan baku produk. Pembudidayaan koro pedang juga cukup mudah, tanaman
ini dapat ditumpangsarikan dengan ubi kayu, sengon, jagung dll, selain itu
tanaman koro pedang juga cukup toleran terhadap kekeringan dan adaptif pada
lahan kering masam. Tanaman ini juga dapat tumbuh pada semua jenis tanah
termasuk tanah marjinal, sehingga sagat memungkinkan untuk menjadi bahan bakku
produk dalam skala besar. Produktivitas rata-rata koro pedang sebanyak 7 ton/ha
dengan potensi hasil mencapai 12 t/ha dan pupuk hijau yang dihasilkan sebanyak
40-50 ton/ha .
Melalui
pendayagunaan koro pedang sebagai bahan komoditas alternatif pengganti kedelai
maka ketergantungan dari impor kedelai dalam produksi poduk pangan diharapkan dapat
dikurangi, serta potensi koro pedang sebagai tepung subtitusi terigu dapat
terus dikembangkan dengan harapan impor terigu dapat ditekan dan memaksimalkan
potensi lokal.
Ditulis Oleh :
Febbi Nurrahma, Mahasiswi THP Univet Bantara Sukoharjo Angkatan 2016
Sumber:
Balitkabi.2016.Prospek Aneka Kacang Potensial Koro Pedang Pengganti
Kedelai.http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2174-prospek-aneka-kacang-potensial-koro-pedang-sebagai-pengganti-kedelai.html pada tanggal 28 Januari 2016
Wahjuningsih
dan Wyati.2013.Pemanfaatan Koro Pedang Pada Aplikasi Produk Pangan Dan Analisis
Ekonominya.Riptek Vol.7 No.2, 2013.Diambil dari:
bappeda.semarangkota.go.id/v2/wp-co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar